Oleh: thonnych | September 22, 2008

Mata Rohani Yang Terbuka

28 Februari volume 5

Kejadian 3:1-6

II Korintus 4:3-4

Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” (Matius 6:22-23)

Allah telah memberi perintah kepada manusia untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kejadian 2:17). Namun setan bekerja melalui tubuh manusia. Perkataan setan menyesatkan Hawa sehingga ia melanggar perintah Allah. Ada nilai yang hilang dari tubuh Hawa yaitu Firman Allah. Kemudian mata mereka manjadi terbuka dan jahat, sehingga mereka mengetahui bahwa mareka telanjang. Ada orang yang mata jasmaninya terbuka, namun mata rohaninya tetutup. Firman Allah tertutup bagi orang-orang yang pikirannya telah dibutakan oleh illah jaman ini, sehingga mereka tidak mengalami terang kemuliaan Kristus.

Kebutaan mata rohani menyebabkan murid-murid Yesus tidak mengerti Firman Allah. Ketika Yesus duduk makan bersama-sama dengan ke dua belas murid itu, Yesus tahu akan keberadaan hati mereka. Yesus tahu akan kejahatan yang ada di hati Yudas. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang dari antara kamu akan menyerahkan Aku.” (Matius 26:21).

Jikalau ada hal yang jahat dalam hati kita walaupun sedikit janganlah dibiarkan, tetapi kita harus membuangnya. Janganlah kita memberi kesempatan kepada Iblis. Jagalah mata hati kita sebab jika mata hati kita menjadi gelap, betapa gelapnya kegelapan itu, “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (I Yohanes 2:16).

Orang yang mempunyai mata rohani yang terbuka akan menghasilkan hal-hal yang baik dalam hidupnya.

Oleh: thonnych | September 21, 2008

Tinggal di Dalam Yesus

29 Februari volume 5

I Korintus 10:1-13

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

Allah yang setia berjanji bahwa Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Ia akan memberi kepadamu jalan keluar sehingga kamu dapat menanggungnya. Arti kata ‘menanggung’ dalam ayat ini adalah kita akan diberi kemampuan sehingga dapat keluar sebagai pemenang. Paulus mengalami banyak penderitaan dalam pelayanannya, ia mengatakan bahwa kita dipanggil bukan hanya untuk percaya, tetapi juga untuk menderita bersama-sama Kristus. Tidak ada alasan bagi kita untuk berkata: “Aku kalah…, masa depanku hancur…” Selama posisi kita berada di dalam Yesus, persoalan boleh ada tetapi kita akan diberi kemampuan untuk tetap kuat dan melangkah maju. Rasul Paulus menyatakan: “Segala perkara dapat ku taunggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13).

Ketika Daud menghadapi Goliat, Daud mempunyai keyakinan bahwa ia pasti menang karena Daud ada di dalam Tuhan. Seringkali kita berhadapan dengan masalah yang besar seperti menghadapi Goliat raksasa yang besar itu. Namun kita harus mempunyai keyakinan bahwa segala perkara dapat kita tanggung di dalam Tuhan yang memberi kekuatan kepada kita. Mengapa seringkali ada orang yang kalah ketika mengalami masalah dalam hidupnya sehingga hidupnya menjadi hancur? Bukan karena iblis yang kuat, tetapi karena orang itu keluar meninggalkan Yesus. Iblis datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan tetapi Yesus datang memberi kelimpahan. Sebab itu tetaplah diam di dalam Yesus apapun masalah kita, janganlah mau dibujuk iblis untuk meninggalkan Yesus.

Kalau kita ada di dalam Yesus, kita akan tampil sebagai pemenang. Betapa berbahayanya kalau kita berada di luar Yesus.

Oleh: thonnych | Februari 27, 2008

Yang Memberi Akan Menerima

27 Februari volume 5

Galatia 6:1-10
“Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;: (1 Samuel 1:25)

Setelah Samuel cerai susu (disapih) dalam usia yang masih sangat kecil, anak semata wayang yang Hana mita dari Tuhan itu dibawa olehnya ke Bait Allah. Setelah membersembahkan korban ucapan syukur, menyembelih seekora lembu di hadirat Tuhan, Hana menerahkan Samuel kepada imam Eli untuk tinggal di rumah Tuhan, dididik dan melayani Tuhan. Samuel adalah bukti bahwa Hana bukan wanita mandul, yang bertahun-tahun oleh Penina dijadikan senjata untuk menghina Hana. Selain itu Samuel menjadi sukacita bagi Hana, bahwa ia adalah seorang pendoa yang tangguh.

Bagi Hana, kehadiran Samuel, bukan alas an kemegahan dan kebanggaan, hanya Tuhan adalah kebanggaannya. Hana menyerahkan yang dicintai dan dibanggakan. Kalau begitu, apa yang tersisa dan dimiliki Hana? Apakah dengan menyerahkan Samuel kepada Tuhan, berarti Hana tidak memiliki apa-apa lagi? Tidak! Hana memakai prinsip Galatia 6:9 berkata:”…apabila sudah dating waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” Hana meyakini bahwa yang ia lakukan, merupakan prinsip alami yang bersigat illahi. Bukan satu Samuel (anak laki-laki) yang Allah ganti, tetapi tiga Samuel (anak laki-laki) dengan binus dua anak perempuan. Apa yang sudah Anda persembahkan kepada Tuhan?

Janganlah kita hanya meminta kepada Tuhan, tetap belajarlah memberi yang terbaik kepada Tuhan.

Oleh: thonnych | Februari 24, 2008

Pelayanan Dengan Perkataan dan Perbuatan

24 Februari volume 5

I Petrus 4:7-11
“Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.” (I Petrus 4:11)

Melalui ayat ini Petrus menasihatkan agar kita dapat berbicara dan melayani dengan terampil. Kedua hal tersebut merupakan dua sisi yang harus selalu berjalan seimbang dalam kehidupan kita. Yakobus mengatakan bahwa perkataan dan perbuatan kita haruslah selalu mempunyai mutu atau kualitas yang sama.

Alkitab mencatat Abraham tidak pernah lepas dari kekurangan dan kelemahan, walaupun demikian ia diperhitungkan oleh Allah sebagai kebenaran. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan:”Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut:”Sahabat Allah.” Yakobus 2:23.

Abraham bukan saja orang yang bisa bebicara tapi ia bisa juga melayani atau mempraktekkannya, sehingga ia ditahbiskan menjadi sahabat Allah. Kapan Abraham diperhitungkan sebagai kebenaran dan ditahbiskan menjadi sahabat Allah? Ketika ia berani membuktikan apa yang ia ucapkan dengan perbuatan. Abraham mau memberikan anaknya Ishak sebagai persembahan bagi Tuhan. Abraham membuktikan kasih dan kesetiaannya kepada Tuhan bukan hanya dengan perkataan tetapi dengan perbuatan. Betapa berbahagia jika kita dikatakan sebagai sahabat Allah. Ada fasilitas yang disediakan oleh Tuhan bagi kita kalau kita menjadi sahabat Allah. Jadilah pelayan-pelayan Tuhan yang berbicara dengan terampiul dan melayani Dia juga dengan terampil.

Kita melayani bukan saja dengan perkataan tetapi juga dengan perbuatan.

Kategori